HC - Ya, Ramadhan adalah bulan yang membawa berkah bagi setiap orang. Pada bulan Ramadhan ini, biasanya para pelaku usaha mengalami peningkatan omset yang drastis. Salah satunya yang paling merasakan adalah Mang Agus. Pria berperawakan mungil asal Majalengka, Jawa Barat ini tak sengaja saya temui saat menepi untuk berbuka puasa dalam sebuah perjalanan menuju liputan ke Sawangan, Depok. Seperti biasa, saat dalam perjalanan, saya memang terbiasa berbuka puasa ala kadarnya dengan teh botol dan gorengan untuk mengganjal rasa lapar.
Melihat dagangannya tinggal sedikit, timbul rasa penasaran saya, sebenarnya berapa sih pendapatan tukang gorengan kayak si Mang Agus ini? Saya pun akhirnya membuka percakapan dengan dirinya. Mang Agus bercerita banyak, termasuk tentang berkah Ramadhan yang ia rasakan tahun ini.
Mang Agus memang patut bersyukur. Betapa tidak, sejak datangnya bulan Ramadhan, pendapatannya meningkat lebih dari 100%. "Kalau hari-hari biasa sih, paling dapetnya cuma Rp. 300.000,-, tapi kalau bukan Ramadhan gini, sehari saya bisa ngantongin Rp. 700.000,- mas", cerita Mang Agus. Ia juga menambahkan, supaya bisa ngantongin Rp. 700.000,- ia harus menjual sekitar 1200 buah gorengan yang ia bagi ke dalam beberapa jenis, yaitu; tahu isi, bakwan, singkong, pisang goreng, pisang molen, pisang cokelat, risol, dan gandasturi. Setelah mendengar penjelasannya, saya jadi semakin penasaran, berapa modalnya si Mang Agus ya untuk jualan segitu banyak gorengan?
"Satu biji gorengan itu modalnya Rp. 300,- sampai Rp. 400,-, dijualnya Rp. 600. Jadi kalau dihitung per bulan, saya bisa ngantongin untung bersih sekitar Rp. 12.000.000,- saat bulan Ramadhan", Mang Agus menjabarkan sembari menggendong anaknya yang baru berusia 2 tahun.
Saya jelas tersentak mendengar pengakuannya, "kalah gaji gue sama tukang gorengan", desis saya dalam hati. Memang mungkin bagi sebagian orang profesi Mang Agus tidak elit, namun ternyata pendapatannya setara dengan gaji manajer-manajer perusahaan menengah atas.
Karena saya harus melanjutkan perjalanan menuju Sawangan, penjabaran Mang Agus tersebut kemudian mengakhiri perbincangan kami berdua. Apa jadi tukang gorengan aja gue?